ShoutMix chat widget

PIL ( Praktik Ilmiah Lapangan) MANTAB JOE

PIL  ( Praktik Ilmiah Lapangan) MANTAB JOE
Observasi di Kebun Raya Purwodadi

Tentang "AKU"


Kehidupan adalah suatu hal yang sangat dinantikan dan dibanggakan oleh setiap orang. Karena kehidupan adalah suatu karunia yang telah diberikan oleh Tuhan kepada setiap hamba-Nya.Tuhan memberikan nyawa, akal, dan pikiran kepada hamba-Nya dengan sangat sempurna. Namun, tidak sesempurna atas keberadaan Tuhan. Karena semua makhluk ciptaan Tuhan tidak ada yang sempurna. Makhluk ciptaan Tuhan ada beberapa macam yaitu malaikat, manusia, setan, jin, dan yang lain sebagainya. Dari beberapa makhlukna manusialah yang diciptakan paling sempurna di mata Tuhan. Manusia diberikan nyawa, akal, dan pikiran. Setiap manusia diperintahkan untuk menyembah Tuhan sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Semua kehidupan setiap manusia sudah diatur oleh Tuhan. Seperti halnya takdir setiap orang untuk memiliki seorang pasangan. Karena setiap orang di dunia ini diciptakan oleh Tuhan berpasang-pasangan. Dan manusia harus menerima setiap apa yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan.

Di suatu wilayah Pulau Jawa, tepatnya di Lamongan, Jawa Timur. Ada seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sudah dipertemukan oleh Tuhan. Dan ditakdirkan untuk berjodoh meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda. Dan atas kehendak Tuhan mereka melangsungkan pernikahan. Dalam kehidupannya, mereka memiki seorang keturunan. Seorang bayi perempuan kecil dan mungil telah lahir ke dunia ini.Tepat pada tanggal 27 September 1983.Itu adalah anak mereka yang pertama. Anak perempuan itu diberi nama “Lutfiana Faiqoh”.Dan selang beberapa tahun kemudian, mereka mendapat karunia seorang bayi laki-laki yang kecil dan mungil juga.Tepat pada tanggal 10 Oktober 1985. Anak laki-laki itu diberi nama “Muchammad Chumed Zamroni”. Itu adalah bayi mereka yang kedua. Kehidupan rumah tangga mereka serasa sangat bahagia.karena sudah dilengkapi dengan kehadiran dua orang anak. Satu perempuan dan satu laki-laki.

Dan setelah delapan tahun kemudian. Ibu dari kedua anak tersebut merasakan tanda-tanda sebuah kehamilan pada dirinya. Dan ternyata perasaan itu memang benar adanya. Selama berbulan-bulan beliau menjaga perkembangan sel telur yang ada di rahimnya sampai berkembang menjadi zigot dan beberapa minggu kemudian akan terlihat embrionya. Dan terus berkembang, dan akan terlihat bentuk anatomi dari seorang bayi. Setelah selama sembilan bulan, akhirnya seorang bayi mungil yang tadinya hanya sebuah segumpalan darah yang berada ditempat yang sangat gelap telah lahir dari rahim seorang ibu bernama Dalilah dan hasil perkawinan dari seorang ayah bernama M. Robiin Noor. Bayi yang baru saja lahir itu ternyata seorang perempuan. Bayi itu lahir di sebuah rumah sakit yang ada di kota asal ibu itu terlahir juga dan tepat pada Hari Raya Idul Fitri, Hari Kemenangan umat Islam Sedunia. Yaitu pada tanggal 24 Maret 1993. Itulah Aku.

Dengan rahmat dan karunia dari Allah SWT aku terlahir dengan selamat dan normal dari rahim seorang ibu yang sangat kuat dan sabar. Dan aku diberi nama “Aula Fitriyah” atas dasar pemikiran ayahku. Karena aku terlahir tepat pada Hari Raya Idul Fitri, maka ayahku sengaja memberikan nama “fitri” padaku. Dan dengan harapan agar aku menjadi anak yang “suci”, sesuai dengan harapan kedua orang tuaku.
Aku terlahir ke dunia yang fana ini atas takdir yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dan aku harus menjalankan hakikat sebagai seorang manusia yang beriman kepada Tuhan. Di dalam rumah tangga orang tuaku yang sederhana ini, agama adalah nomor satu. Dan aku harus menjalankannya.

Pada saat aku sudah berumur 4 tahun, aku mulai bersekolah di sebuah taman kanak-kanak yang tempatnya tidak jauh dari tempat tinggalku. Kurang lebih hanya 60 meter dari rumahku. Yaitu di TK.Perwanida Lamongan. Pertama kali aku bersekolah rasanya sangat senang dan gembira. Aku pergi ke sekolah untuk pertama kali bersama ibuku. Ibuku selalu sabar menemaniku. Saat itu, aku bertemu banyak sekali teman-teman baruku. Teman-teman dengan banyak kriteria yang berbeda-beda. Ada yang masih malu-malu, ada yang hiperaktif, ada yang suka murung, ada yang suka menangis. Sangat bermacam-macam.

Setelah 2 tahun aku bersekolah di taman kanak-kanak itu. Aku melanjutkan sekolah di MI.Murni Sunan Drajat Lamongan. Tempatnya pun tidak jauh dari tempat tinggalku, jaraknya kurang lebih hanya 100 meter. Saat-saat bersekolah di sana sangat mengasyikkan. Teman-teman baru aku ditemui lagi di sana. Tapi ada juga teman-teman yang berasal dari taman kanak-kanak yang dulu. Sekolah di sana sangat memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sangat bermanfaat untukku. Dari sesuatu hal yang kecil aku pelajari di sana. Dan sekolah di sana lebih memahami tentang agama namun hal yang umum juga dipelajari di sana. Selama aku bersekolah di sana banyak sekali pengalaman yang berharga yang aku dapatkan.Aku sekolah di sana harus bersabar, karena aku sekolah mulai dari jam 07.00-16.00. Jadi harus kuat, bersabar dan tetap semangat untuk mencari ilmu dan menggapai cita-cita.

Dan ada saat aku masih bersekolah di sana, di Indonesia telah terjadi peristiwa tsunami di Aceh yang mengakibatkan banyak korban. Banyak sekali korban-korban yang sangat membutuhkan uluran tangan dari orang-orang yang lebih beruntung dari mereka. Maka dari itu, atas usulan dari pihak sekolah, aku dan teman-temanku membuat suatu acara yang berhubungan dengan peristiwa itu, seperti bakti sosial. Aku dan teman-temanku rela terjun ke jalan dan ke masyarakat sekitar untuk meminta sumbangan buat korban-korban tsunami yang sangat membutuhkan. Karena kita tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dan makhluk sosial adalah makhluk yang saling membutuhkan satu sama yang lain. Maka dari itu, jika orang lain sedang mengalami musibah atau kesusahan seharusnya orang yang lebih beruntung dapat membantu dan menolongnya. Karena hakikatnya setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain. Dan pada akhirnya, kegiatan yang kita lakukan bisa memberikan manfaat untuk korban tsunami pada saat itu.

Setelah kurang lebih 6 tahun aku menuntut ilmu di sana. Kemudian aku melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Lamongan. Tidak mudah untuk masuk di SMP itu, karena sangat banyak sekali anak-anak lulusan tingkat dasar yang ingin masuk ke sekolah menengah pertama yang menjadi favorit masyarakat Lamongan itu. Banyak sekali persaingan di dalamnya untuk bisa diterima di sekolah itu. Bagi anak-anak yang mempunyai nilai danum yang rendah tidak memiliki peluang untuk masuk di sekolah tersebut. Memang itulah hidup, banyak sekali persaingan di dalamnya. Dan bagi manusia yang tidak dapat bersaing dan tidak dapat mempertahankan kekuatan di dalamnya, maka ia akan tersingkirkan dan tidak akan mendapatkan peluang itu.
Karena nilai danum yang aku peroleh cukup tinggi, akhirnya aku bisa diterima di sekolah menengah pertama itu tanpa tes. Aku mendapatkan nilai danum itu tidaklah mudah. Banyak sekali perjuangan yang aku lakukan. Setiap hari aku berusaha untuk belajar, belajar, dan belajar. Dan ada akhirnya apa yang aku inginkan bisa terwujud. Akupun tahu, jika kita ingin mendapatkan sesuatu tidak boleh diam dan harus bertindak. Jika tidak, kita tidak akan bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Meskipun kita hanya orang yang biasa-biasa saja, kita harus tetap berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Hari pertama masuk di SMP Negeri 1 Lamongan sangat menegangkan. Karena siswa baru harus melaksanakan kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Masa-masa di mana umur peralihan dari usia anak sekolah tingkat dasar ke tingkat sekolah menengah pertama.Setelah beberapa hari melaksanakan kegiatan MOS, akhirnya kegiatan tersebut berakhir. Dan kegiatan belajar dan mengajarpun mulai dilaksanakan.
Hari itu aku mulai masuk sekolah. Ruang kelas begitu serasa menegangkan dan menakutkan. Karena menurutku di dalamnya terdapat siswa-siswi terpilih yang pintar dan cerdas-cerdas. Perasaan tidak percaya diri, malu dan takutku pun mulai muncul. Karena menurutku, aku bukanlah orang yang pintar dan cerdas seperti mereka. Aku merasa tidak mampu jika harus bersaing dengan mereka. Namun, setelah beberapa bulan, aku beranjak menjadi siswa yang harus siap untuk bersain, harus bisa percaya diri. Atas dorongan dan dukungan orang tua dan guru-guruku, elan-pelan aku bisa bersaing dengan mereka untuk menjadi yang lebih baik. Meskipun bukan menjadi yang paling baik.Saat bersekolah di sana, aku banyak mendapatkan pengalaman hidup yang berharga. Dan setelah kurang lebih 3 tahun aku bersekolah di sana, akhirnya aku bisa lulus.

Kemudian, setelah aku lulus SMP. Aku melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Kedua orang tuaku mengendaki agar aku bisa sekolah sambil mondok. Maka dari itu, dari tempat tinggalku di Lamongan aku harus berhijrah ke Jombang. Sebenarnya itu adalah hal yang cukup sulit bagiku. Karena saat itu aku tidak ingin hidup jauh dari keluarga dan tidak ingin jauh dari sahabat-sahabatku. Aku ingin bersekolah lagi dengan mereka. Tapi karena keputusan itu adalah perintah dari orang tuaku, aku pun harus menurutinya. Karena menurutku apa yang menjadi kehendak dari orang tua pasti akan mendapatkan kemudahan dan ridho Allah SWT. Jadi aku menerimanya dengan ikhlas.
Dan aku pun melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri Tambakberas Jombang, dan mondok di Pondok Pesantren Putri As-salma Bahrul ‘Ulum Tambakberass Jombang. Untuk pertama kalinya aku harus hidup terpisah dengan orang tuaku, kakakku, adikku, dan juga sahabat-sahabatku. Memang sungguh berat, tapi aku harus bisa menjalaninya. Pelan-pelan aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti itu. Karena di pondok juga ada ppengasuh yang sangat memperhatikan santri-santrinya. Mereka sudah menganggap santrinya sebagai anaknya sendiri. Dan di sana aku juga mendapatkan teman seperjuangan yang baik dan ramah.

Meskipun aku sekolah jauh dari orang tua, bukan berarti aku bisa bebas untuk tidak belajar. Tapi aku bertekad untuk dapat membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuaku. Aku berusaha untuk menjadi siswa yang aktif dan menjadi siswa yang berprestasi. Aku mencoba untuk mengikuti oraganisasi siswa intra sekolah dan juga ekstrakulikuler. Dengan harapan agar aku dapat mengembangkan bakat dan minat yang aku miliki. Dan akhirnya aku mulai mencoba untuk mengikuti ekstra KIR. Sebenarnya aku tidak berminat dengan kegiatan tersebut, tapi karena aku diberi amanah menjadi koordinator KIR, jadi aku berusaha untuk mengikutinya.

Dan pelan-pelan aku sudah mulai tertarik dengan kegiatan tersebut. Dan pada suatu ketika, seorang pembimbingku menyuruhku untuk mengikuti LKTI Nasional yang diadakan oleh salah satu Universitas yang ada di Kota Malang. Dan beliau memasangkan aku dengan kakak kelasku menjadi sebuah kelompok. Setelah beberapa bulan kami melakukan penelitian dan membuat karya tulisnya. Akhirnya naskahnya kami kirimkan. Dan hasilnya naskah kami lolos ke final. Tapi sayangnya kami tidak sampai menjadi juara.
Setelah kejadian tersebut, aku menjadi lebih tertantang dan semangat untuk mengikuti LKTI. Setiap ada info lomba aku pasti mencoba untuk mengikutinya. Dan saat itu ada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional lagi yang diadakan oleh ITS Surabaya dan Universitas Udayana Bali. Dan aku pun mengikuti lomba tersebut. Setelah beberapa hari naskah di kirim, akhirnya pengumuman finalispun keluar. Dan pada kedua lomba tersebut teamku lolos ke babak selanjutnya. Dan akupun mempersiapkannya dengan baik, karena aku tidak mau gagal lagi. Aku ingin belajar dari pengalaman agar hasilnya lebih baik.

Dan akhirnya, hasil dari perlombaan yang diadakan oleh Universitas Udayana bali menyatakan bahwa bukan aku yang menjadi juara. Aku sangat sedih dan kecewa. Tapi aku masih ada kesempatan di perlombaan yang lain. Beberapa hari kemudian, perlombaan di ITS Surabaya dilaksanakan. Beberapa jam pun berlalu. Dan setelah semua finalis mempresentasikan karya tulis ilmiah masing-masing, hasil pengumuman pemenangpun diumumkan. Dan ternyata naskahku pun yang menjadi juara 1 LKTI Nasional 2010. Sungguh hasil yang sangat memuaskan. Tidak mudah untuk aku mendapatkannya.Banyak sekali ritangan, tantangan, dan juga musibah yang aku terima Namun berkat pertolongan dari Allah dan juga hasil kerja kerasku. Keinginanku untuk membanggakan dan membahagiakan kedua orang tuaku pun terwujud. Dan saat acara perpisahan sekolah pun aku mendapatkan penghargaan dari sekolah sebagai salah satu siswa berprestasi. Saat itu aku melihat senym kebahagiaan dari bibir kedua orang tuaku. Perasaan senang dan lega ada pada diriku.

Dan setelah hampir 3 tahun aku bersekolah di Jombang, aku pun melanjutkan kuliah di sebuah universitas di sebuah kota yang terkenal dengan suasana dingin dan juga buah apel.Yaitu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik jurusan Psikologi Universitas Brawijaya Malang . Sebenarnya aku tidak mempunyai keinginan untuk melanjutkan kuliah di Malang. Tapi takdir mengantarkanku ke tempat itu. Dan akupun harus siap menjalaninya karena untuk dapat diterima di Universitas itu tidaklah mudah dan aku harus bersyukur.
Saat berumur 18 tahun ini aku masih menjalani sebagai seorang mahasiswa baru. Aku ingin menjadi seorang mahasiswa yang aktif, berguna bagi seluruh masyarakat dan sukses. Dan aku akan mencoba untuk mengatasi segala tantangan yang terjadi di kehidupanku untuk sebuah kebahagian dan kesuksesan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS